Sultan ABJ Diduga Jual Pita Cukai, PR Putri Dina Diana Jadi Sorotan, Aktivis: Masuk Daftar Satgas

- Jurnalis

Selasa, 14 Oktober 2025 - 08:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ilustrasi

ilustrasi

Pamekasan, Transatu.id – Dugaan permainan pita cukai di wilayah Madura kembali mencuat. Kali ini, sorotan publik mengarah kepada jaringan bisnis rokok milik pengusaha ternama asal Lenteng, H. Yudik alias Sultan ABJ, yang diduga mengendalikan lebih dari sepuluh perusahaan rokok (PR), termasuk PR Aing Bening Jaya dan PR Putri Dina Diana.

Kedua perusahaan itu disebut-sebut aktif menebus pita cukai dalam jumlah besar, namun dengan legalitas dan kapasitas produksi yang masih diragukan.

Fakta ini memunculkan dugaan bahwa sebagian pita cukai digunakan sebagai kedok untuk melancarkan peredaran rokok ilegal tanpa cukai di pasar lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kalau kapasitas produksi tidak sebanding dengan pita yang ditebus, itu jelas janggal. Bisa jadi sebagian hasil produksinya tidak dilekati pita cukai resmi. Ini modus lama yang kini dikemas lebih rapi,” ungkap Sulaiman, aktivis kebijakan fiskal dan pertembakauan di Madura, Jumat (10/10/2025).

Baca Juga :  Kasus Pemotongan Gaji dan Pengangkatan Perangkat Desa Laden Terus Berjalan, Dua Pelapor Telah Diperiksa

Menurutnya, fenomena seperti ini bukan kali pertama terjadi di Madura. Beberapa pabrik sebelumnya juga kedapatan menggunakan skema serupa menebus pita cukai dalam jumlah besar, sementara sebagian produk beredar di pasar tanpa label resmi.

“Modus seperti ini merugikan negara miliaran rupiah dan menghancurkan persaingan usaha yang sehat. Pabrik kecil yang taat aturan kalah bersaing karena harga rokok ilegal jauh lebih murah,” tambahnya.

Dari penelusuran lapangan, H. Yudik disebut memiliki pengaruh besar dalam jaringan industri rokok Madura, khususnya di wilayah Lenteng dan sekitarnya.

Sumber internal yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa sebagian besar aktivitas produksi di gudang-gudang milik jaringan H. Yudik tetap berjalan, meski terdapat indikasi pelanggaran izin pita cukai.

“Yang terjadi di PR Aing Bening Jaya seolah pengulangan pola lama. Mereka seolah punya ‘jalan tol’ untuk menebus pita cukai tanpa pengawasan berarti,” kata Sulaiman menegaskan.

Baca Juga :  Seorang Ayah di Banyuwangi Tega Aniaya Anaknya

Ia menambahkan, pengawasan dari Bea dan Cukai Madura terkesan lemah dan tidak seimbang antara pabrik besar dan kecil.

“Bea Cukai seperti hanya berani menindak pelaku kecil. Sementara pengusaha besar yang punya koneksi kuat seolah kebal hukum,” kritiknya tajam.

Kritik keras pun dialamatkan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Lembaga yang seharusnya menjadi benteng utama pemberantasan rokok ilegal dinilai tidak maksimal.

“Kalau aktivitas seperti ini bisa berjalan mulus tanpa hambatan, publik wajar curiga ada pembiaran, bahkan kemungkinan kolusi,” lanjut Sulaiman.

Ia mendesak Satgas Rokok Ilegal dan aparat penegak hukum turun tangan melakukan penyelidikan mendalam.

“Ini bukan lagi soal pelanggaran administrasi, tapi dugaan kejahatan terstruktur. Kalau benar satu orang bisa kendalikan lebih dari 10 pabrik dan bebas main di pita cukai, ini bahaya nasional,” ujarnya.

Baca Juga :  Wakil Ketua DPR RI Apresiasi Polres Tangsel Bekuk Pelaku Penodongan Pisau Depan Murid TK

Permainan pita cukai bukan hanya soal kehilangan pendapatan negara. Menurut Sulaiman, dampaknya meluas ke aspek sosial dan ekonomi daerah.

“Rokok ilegal itu tidak hanya merugikan negara, tapi juga mematikan ribuan pekerja dari industri rokok legal. Para buruh pabrik kecil kehilangan pekerjaan, sementara pelaku besarnya menumpuk keuntungan,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa jika praktik semacam ini terus dibiarkan, Madura berpotensi menjadi pusat distribusi rokok ilegal nasional.

“Kerugian negara bukan hanya dalam bentuk rupiah, tapi juga kepercayaan publik terhadap penegakan hukum, Kini nama PR yang dihandle sultan ABJ sudah disetor ke Bea Cukai Jatim” tutupnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Bea Cukai Madura belum memberikan keterangan resmi. Sementara Satgas Rokok Ilegal diharapkan segera melakukan penyelidikan lapangan guna memastikan dugaan keterlibatan jaringan besar di balik permainan pita cukai di Madura.

Follow WhatsApp Channel transatu.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Isu Nama Polda Jambi Terima Setoran Kades Sekancing Rp 100 Juta,  Kasubdit Iv, tu Fitnah
Satresnarkoba Polres Tebo Gulung Sindikat Sabu 126,36 Gram di Rimbo Bujang
Satgas Turun ke Madura, Selain Rokok Es Mild, Bos DRT The Big Family Diduga Jual Beli Pita Cukai
Skandal Jual Beli Pita Cukai di Prancak, Aktivis: Usut Dugaan TPPU PR. WD Sejahtera
PR. Daffa Sejahtera Diduga Hanya Jual Pita Cukai, Satgas Diminta Usut TPPU Milik Kholis Arifin Warga Prancak
Aktivis Forkot: Satgas Tak Mampu Tindak Produsen Rokok Bodong PAD Bold Milik Warga Angsanah
PR Campalok Perkasa Indah Diduga Jual Beli Pita Cukai Tanpa Produksi, Akankah jadi Target Razia Satgas?
Polemik Rumah di Barkot Pamekasan Berbuntut Penganiayaan, Korban Minta Pelaku Ditahan

Berita Terkait

Jumat, 17 Oktober 2025 - 01:22 WIB

Isu Nama Polda Jambi Terima Setoran Kades Sekancing Rp 100 Juta,  Kasubdit Iv, tu Fitnah

Kamis, 16 Oktober 2025 - 22:47 WIB

Satresnarkoba Polres Tebo Gulung Sindikat Sabu 126,36 Gram di Rimbo Bujang

Selasa, 14 Oktober 2025 - 14:06 WIB

Satgas Turun ke Madura, Selain Rokok Es Mild, Bos DRT The Big Family Diduga Jual Beli Pita Cukai

Selasa, 14 Oktober 2025 - 08:17 WIB

Sultan ABJ Diduga Jual Pita Cukai, PR Putri Dina Diana Jadi Sorotan, Aktivis: Masuk Daftar Satgas

Minggu, 12 Oktober 2025 - 12:16 WIB

Skandal Jual Beli Pita Cukai di Prancak, Aktivis: Usut Dugaan TPPU PR. WD Sejahtera

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page