Pamekasan, Transatu.id – Kabupaten Pamekasan diguncang dua kasus pembunuhan mengerikan yang terjadi dalam waktu kurang dari sepekan, Minggu (9/11/2025).
Rentetan peristiwa ini menimbulkan keresahan luas di kalangan masyarakat dan mendorong desakan agar aparat kepolisian segera bertindak tegas.
Kasus pertama terjadi pada Kamis (6/11/2025) di Desa Lesong, di mana seorang pria ditemukan tewas secara mengenaskan di area penambangan batu bata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan informasi lapangan, korban dibacok lalu dibakar hidup-hidup oleh pelaku yang hingga kini belum teridentifikasi.
Sebelum dibakar, korban mengalami luka bacok di bagian punggung, leher, tangan, dan perut. Tubuhnya ditemukan dalam kondisi hangus terbakar.
Kejadian ini bahkan sempat terekam dalam video berdurasi beberapa detik yang kini viral di media sosial, memperlihatkan suasana mencekam di lokasi kejadian.
Beberapa jam setelah insiden tersebut viral, warga menemukan sebuah mobil dengan nomor polisi M 1798 NR di dekat lokasi yang diduga terkait dengan korban.
Belum tuntas kasus Lesong, Pamekasan kembali digemparkan oleh penemuan mayat pemuda di depan Masjid Agung Asyuhada, Minggu dini hari (9/11/2025).
Korban ditemukan tergeletak sekitar pukul 03.30 WIB, diduga akibat tawuran antar kelompok pemuda.
Salah satu relawan Chandra Kirana membenarkan bahwa terdapat tiga korban dalam kejadian tersebut.
“Satu korban meninggal dunia dan dua lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Smart Pamekasan,” ungkapnya.
Dua kejadian tragis ini menjadi perhatian publik karena terjadi dalam waktu berdekatan, menandakan meningkatnya eskalasi kekerasan di wilayah Pamekasan.
Aktivis Lembaga Pemuda Penggerak Perubahan (LP3), Riyan Effendi, menilai maraknya aksi brutal dalam waktu singkat harus menjadi peringatan serius bagi aparat penegak hukum dan pemerintah daerah.
“Belum sepekan, dua nyawa melayang dengan cara keji di Pamekasan. Ini bukan hanya soal kriminal, tapi soal keamanan publik yang perlu segera ditangani secara sistematis,” tegas Riyan Effendi, Minggu (9/11/2025).
Ia juga mendesak kepolisian agar tidak hanya fokus pada pengungkapan pelaku, tetapi juga melakukan patroli preventif dan pembinaan sosial di kalangan pemuda, mengingat beberapa kasus kekerasan dipicu oleh konflik kecil yang berujung fatal.
“Kami berharap Kapolres Pamekasan turun langsung mengawal kasus ini. Masyarakat butuh rasa aman, bukan hanya janji penyelidikan, kami dukung langkah kepolisian dalam meningkatkan keamanan” tambahnya.
Sementara pihak kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus pembunuhan di depan masjid Agung Asy-Syuhada Pamekasan.
Informasi resmi terkait identitas korban dan pelaku masih menunggu hasil investigasi lebih lanjut.







