Pamekasan, Transatu.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kembali menuai sorotan. Kali ini, publik Pamekasan dihebohkan dengan beredarnya video berdurasi 14 detik yang memperlihatkan potongan lauk ayam goreng berisi baut logam di dalam baluran tepungnya.
Video yang tersebar luas di media sosial itu memperlihatkan seseorang mengeluarkan baut dari lauk ayam krispi yang disebut-sebut berasal dari menu MBG di salah satu sekolah di Kecamatan Waru, Pamekasan. Potongan video itu lantas memunculkan beragam reaksi dari masyarakat.
“Makan bergizi gratis, tapi isinya malah berbaut gratis. Ini sudah bukan sekadar kelalaian, tapi bahaya,” komentar salah satu pengguna media sosial yang mengunggah ulang potongan video tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain video, tangkapan layar percakapan di grup WhatsApp juga ikut beredar. Salah satu pesan memperingatkan agar lebih berhati-hati saat menyiapkan makanan MBG karena adanya temuan benda asing di lauk tersebut.
“Tolong hati-hati kalo masak, ada bautnya,” tulis pesan itu.
Tak lama kemudian, pesan balasan muncul dari nomor berbeda yang mengaku sebagai pihak pengelola program.
“Iya mohon maaf atas kendala yang ada, sudah kami tindaklanjuti ke petugas terkait,” tulisnya, dikutip madurakita.com
Meski begitu, sebagian pihak masih meragukan kebenaran video tersebut. Namun, pengirim pertama dengan tegas memastikan bahwa temuan itu benar adanya.
“Iya betul, kami bertanggung jawab kalau hoaks,” tulisnya menegaskan.
Sampai berita ini diterbitkan, pihak yang disebut dalam percakapan maupun pengelola menu MBG di sekolah yang diduga menjadi lokasi kejadian belum memberikan tanggapan resmi.
Publik menilai, temuan ini menjadi tamparan keras bagi pelaksana program MBG. Alih-alih menjadi contoh makanan bergizi untuk siswa, kasus ini justru memunculkan keresahan baru soal pengawasan dan kualitas makanan yang disajikan.
“Kalau benar ditemukan baut di dalam lauk, berarti ada masalah serius di proses produksinya. Jangan sampai program bergizi ini malah berisiko bagi kesehatan anak-anak,” komentar seorang aktivis pendidikan di Pamekasan.







