Ketua Komisi III DPR RI ke-7 dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia menambahkan, Indonesia dengan luas hutan lebih dari 130 juta hektar, memiliki potensi besar dalam menghasilkan kredit karbon. Presiden Prabowo Subianto sendiri telah berencana untuk meluncurkan dana ekonomi hijau dengan menjual kredit emisi karbon dari proyek-proyek seperti pelestarian hutan hujan, reforestasi, serta rehabilitasi lahan gambut dan mangrove, dengan target USD 65 miliar hingga tahun 2028.
“Perdagangan karbon menawarkan peluang ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Misalnya, dengan mengikuti jejak Uni Eropa melalui sistem Perdagangan Karbon Uni Eropa (EU ETS), Indonesia dapat memberikan dorongan bagi investasi hijau dan teknologi ramah lingkungan. EU ETS telah menghasilkan keuntungan yang totalnya mencapai 184 miliar Euro, sekaligus mengatur sekitar 11.300 instalasi yang terlibat dalam perdagangan karbon,” pungkas Bamsoet. (*)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT