Menurutnya, urusan kehidupan spiritual, sosial dan ekonomi, memang dipelajari secara teoritik, namun tidak lantas membuat mahasiswa yang sudah diwisuda menjadi seorang wali apalagi menjadi orang kaya.
“Tapi cara-cara yang dipelajari itu bisa untuk menuju ke sana (menjadi seorang wali, menjadi orang kaya, red). Jadi, perguruan tinggi menjamin itu. Menjamin pengalaman bahwa kita pernah berpikir baik. Pernah perpikir yang sesuai dengan tuntunan-tuntunan Alquran,” ungkapnya.
Ahmad Mudatsir pun mencontohkan, ketika menilai pada sesuatu, maka harus berpikir adil. Karena adil lebih dekat dengan ketakwaan. “I’diluu huwa aqrabu littaqwaa. Paling tidak, itu yang dijamin oleh perguruan tinggi dengan tri dharma perguruan tingginya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihaknya pun berpesan kepada para mahasiswa yang telah diwisuda. Mau di mana pun tetap berhubungan baik Sang Khaliq melalui ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah.
“Itu jangan ditinggalkan. Jangan mentang-mentang sudah belajar filsafat, lalu menjauhkan diri dari Allah. Nah itu salah satu tanda-tanda ilmu yang tidak bermanfaat,” ucapnya.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya