Transatu.id, Bangkalan – Gelombang protes kembali menggema dari pesisir Arosbaya. Ratusan nelayan tradisional mendesak pemerintah mengambil tindakan cepat setelah maraknya kapal penangkap ikan berbahan alat troll memasuki perairan dangkal yang selama ini menjadi ruang hidup mereka.
Aktivitas kapal-kapal tersebut disebut tidak hanya menyapu habis ikan sebelum nelayan kecil berangkat melaut, tetapi juga merusak jaring hingga mengancam nyawa.
Muhammad Haris, salah satu nelayan Arosbaya, mengaku keresahan ini puncak dari situasi yang sudah berlangsung lama. “Jaring kami sering hilang kena troll. Ikan habis duluan. Kalau sama-sama pakai alat tangkap ramah, kami tidak akan ribut begini,” ungkapnya, Kamis 27 November 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menuturkan kapal troll biasanya beroperasi pada sore hingga malam hari—waktu yang menjadi tumpuan nelayan kecil mencari penghasilan.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya







