Tinggal audit berapa pita yang keluar dan bandingkan dengan jumlah produksi. Tapi kenapa sampai sekarang tidak tersentuh? Ada apa di balik ini semua?” tegasnya.
Sementara itu, upaya Transatu untuk mengonfirmasi pihak PR Jalluh dan Bea Cukai Madura terkait dugaan perdagangan pita cukai ini belum mendapat jawaban.
Diamnya institusi yang seharusnya menjadi garda depan pengawasan cukai justru memperkuat spekulasi adanya permainan di balik layar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasus dugaan perdagangan pita cukai di PR Jalluh menambah panjang daftar ironi penegakan hukum di Madura.
Pertanyaan besar kini menggantung: apakah aparat berani membongkar mafia cukai di level pabrikan, atau justru kembali memilih bungkam?