Dalam prosesi wisuda ke-40 IAIN Madura pada 7 Desember 2024, Ijazahnya RAM diterima langsung oleh wali keluarga sebagai perwakilan. Suasana emosional terasa ketika namanya disebut lantang di tengah prosesi penyerahan ijazah.
Kasus meninggalnya RAM mengundang kritik tajam terhadap Prodi BKPI dan Fakultas Tarbiyah.
Pemerhati pendidikan pamekasan, khoir amza menilai sistem pendampingan akademik di perguruan tinggi sering kali terlalu birokratis dan minim fleksibilitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Seharusnya pihak fakultas dan prodi bisa memberikan kebijakan yang lebih humanis, terutama bagi mahasiswa dengan kondisi kesehatan serius. Jika benar dosen pembimbing sulit ditemui, dan tidak ada langkah penyelesaian dari prodi atau fakultas, maka ini jelas bentuk kelalaian akademik,” ujar khoir.
Pihak kampus juga dianggap gagal memastikan mahasiswa mendapatkan pendampingan yang layak selama proses skripsi.
Kaku dan kurangnya empati dalam proses akademik dinilai menjadi faktor yang memperburuk situasi RAM hingga berujung pada tragedi.
Hingga berita ini diterbitkan, Kaprodi BKPI dan pimpinan Fakultas Tarbiyah belum memberikan tanggapan resmi atas kasus ini.







