“Dia sering demam dan kulitnya panas, kata ibunya. Tapi dia tetap memaksakan diri karena ingin wisuda,” tuturnya.
RAM tidak hanya mengalami kesulitan saat hendak menemui dosen pembimbing, tetapi juga kurangnya perhatian dari Kaprodi BKPI maupun pimpinan Fakultas Tarbiyah.
Meski diketahui dalam kondisi kesehatan yang memburuk, tidak ada langkah proaktif dari pihak akademik untuk memberikan fleksibilitas atau solusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Puncaknya, ketika RAM harus mengurus revisi akhir dan kartu hijau menjelang wisuda, dospem tetap meminta kehadiran langsung RAM meskipun ia sedang opname di rumah sakit.
“Dia opname dua kali, tapi pihak dosennya nggak percaya kalau dia sakit. Harus datang sendiri, nggak boleh diwakilkan,” ujar salah satu anggota keluarga.
Pada 1 Agustus 2024, RAM dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ICU karena kondisinya semakin memburuk. Dua hari kemudian, pada 3 Agustus, ia menghembuskan nafas terakhir pada pukul 10.00 WIB, pagi.
Keluarga dan teman-teman RAM menilai tekanan akademik yang dialami almarhumah, khususnya dari pihak dosen pembimbing dan sistem birokrasi fakultas, menjadi salah satu penyebab utama yang memperburuk kesehatannya.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya







