“PKB lahir dari rahim NU. Maka menjaga tradisi dan nilai-nilai ulama adalah ruh perjuangan kami. Ziarah dan khataman ini menjadi simbol bahwa langkah politik PKB tak bisa dilepaskan dari nilai spiritual dan sosial,” tegas H. Syafiuddin.
Ia juga menambahkan bahwa ke depan, PKB Bangkalan akan terus hadir di tengah masyarakat melalui program-program nyata yang membumi dan menyentuh langsung kebutuhan rakyat.
Kilas Balik Prestasi dan Filosofi hingga Sejarah PKB Menjaga Spirit Ahlussunnah wal Jamaah dan Komitmen Kebangsaan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Memasuki usia ke-27, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus meneguhkan perannya sebagai partai politik yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dan berakar kuat pada nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Sejak dideklarasikan pada 23 Juli 1998 di Jakarta oleh tokoh-tokoh kharismatik seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Ilyas Ruchiyat, KH. Munasir Ali, KH. Muchit Nuzadi, dan KH. Mustofa Bisri, PKB telah tumbuh menjadi kekuatan politik yang konsisten membela kepentingan umat dan bangsa.
Dengan mengusung tema “Peduli Umat, Melayani Rakyat”, PKB menjadikan tiga pilar utama sebagai fondasi perjuangannya, yaitu:
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya