Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, sudah saatnya Pemuda Pancasila menerapkan sistem rekrutmen yang transparan dan meritokratis, pelatihan kader yang berbasis nilai-nilai Pancasila yang inklusif dan toleran, serta mekanisme kontrol internal yang ketat terhadap setiap aksi anggotanya. Tidak boleh ada lagi kejadian di mana nama Pemuda Pancasila dikaitkan dengan aksi intimidasi atau kekerasan (premanisme) di lapangan.
Selain itu, pengurus Pemuda Pancasila dari tingkat pusat, wilayah hingga ranting, harus aktif membangun program yang konkret membantu pemerintahan Prabowo Subianto, bermanfaat, dan menyentuh kebutuhan masyarakat. Misalnya, terlibat dalam advokasi kebijakan desa, edukasi digital bagi UMKM, bantuan hukum gratis untuk rakyat miskin, hingga pendampingan pendidikan vokasi bagi remaja putus sekolah.
“Program-program seperti ini bukan hanya memperkuat legitimasi organisasi, tetapi juga menunjukkan bahwa Pemuda Pancasila hadir dengan wajah baru yang lebih humanis dan solutif. Saatnya Pemuda Pancasila membuktikan bukan organisasi preman, tetapi pejuang masa depan,” pungkas Bamsoet. (*)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT