JMERANGIN, Transatu.id – Kebutuhan Air adalah sangat dibutuhkan tempat sarana pendidikan, berbeda dengan Sekolah Dasar Negeri 102/VI Merkeh Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Tidak pernah diperhatikan sejak berdiri SD tersebut, Dari keterangan murid dan guru kisah Pilu dibalik era zaman modern ini.
Mereka tidak memiliki sumber air yang layak yang bisa digunakan seperti layaknya sekolah sekolah lain yang berada di kabupaten Merangin.
Anak-anak SD pun terpaksa tidak mengandalkan air sungai yang berjarak 2KM dari sekolah, siswa-siswi beserta guru terpaksa harus mengambil air untuk MCK, bahkan untuk buang air besar ke sungai terlebih dahulu Rabu (19-11-2025).
Kepala sekolah SDN 102/VI Merkeh, Budi Yansen Mengatakan, Kami terpaksa harus mengajak para siswa untuk mengambil air kesungai karena disekolah kami tidak terdapat sumur dan air yang layak, dengan jumlah siswa yang hampir 133 siswa tidak cukup jika hanya mengandalkan tampungan air hujan, ada akses yang dekat untuk ke kamar mandi hanya mengandalkan masjid dan rumah tetangga di samping sekolah, tapi sudah banyak komplain dari warga karena sering menumpang di rumah warga dan masjid.
“Maka dari itu kami berinisiatif untuk, mengajak para siswa-siswi mengambil air ke sungai dengan jarak tempuh jalan kaki sejauh 2KM dan melewati jalan lintas Sumatera, bahkan kami juga sudah pernah mengajukan permohonan ke pemerintah daerah, tapi belum ada pergerakan hingga saat ini, mulai dari sekolah ini dibangun hingga saat ini belum memiliki sumur baik sumur manual ataupun sumur bor”, tegas Budi Yansen.
“Kami terpaksa harus mengambil air ke sungai karena disekolah kami tidak memiliki memiliki sumur, dan tidak memiliki air baik untuk buang air kecil ataupun buang air besar”, ujar alexsi salah satu siswa.
Kami para guru dan siswa sangat berharap kepada pemerintah daerah dan dinas pendidikan agar lebih memperhatikan lagi kondisi sekolah kami, dan kami berharap agar segera membuat sumur di sekolah kami agar kami para guru dan siswa siswi tidak lagi bersusah payah mengambil air ke sungai dengan jarak tempuh 2KM melewati jalan lintas Sumatera yang resikonya sangat besar untuk keselamatan anak anak murid kami







