JAMBI – Sebuah jembatan kayu yang menjadi satu-satunya akses vital bagi ribuan warga Desa Sumber Jaya, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, kini berada di ambang kehancuran. Meski tiap hari dilintasi oleh pelajar, petani, pedagang, hingga pekerja, jembatan yang berdiri di atas kawasan Danau Padi ini justru luput dari perhatian serius pemerintah.
Pantauan di lapangan menunjukkan sebagian besar struktur kayu pada jembatan tersebut telah lapuk, retak, dan berlubang, terutama di bagian lantai. Tak sedikit bagian yang hanya tersisa tulang kerangka, menunggu waktu untuk runtuh. Warga yang melintas terpaksa berjudi dengan nasib, melewati jembatan sambil menahan napas, berharap tidak menjadi korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami setiap hari lewat sini, tapi terus terang was-was. Kayunya sudah banyak yang lapuk, tapi tidak ada jalan lain,” ujar Ismadi, pengendara sepeda motor.
Ironisnya, akses jalan menuju jembatan di kedua sisi telah dibangun secara permanen menggunakan rigid beton. Namun, bagian paling krusial, yaitu jembatan penghubung antar wilayah, masih menggunakan material kayu tua yang jelas tidak lagi layak pakai.
“Sebagian lantainya sudah bolong. Kalau motor atau orang jatuh, siapa yang tanggung jawab? Pemerintah harus turun tangan sebelum ada korban,” tegas Wahyu, warga lainnya.
Situasi ini mencerminkan kelalaian dalam perencanaan infrastruktur yang berkelanjutan. Masyarakat Desa Sumber Jaya tak butuh janji kosong, mereka menuntut aksi nyata dan cepat dari Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi serta dinas terkait.
Jika pembiaran ini terus berlangsung, bukan hanya akses ekonomi dan pendidikan yang terancam lumpuh, tapi juga keselamatan jiwa warga.
“Kami hanya ingin jembatan ini dibangun permanen, agar kami bisa hidup dan bekerja dengan tenang. Jangan tunggu jatuh korban dulu baru sibuk,” tambah seorang warga dengan nada kesal.
Warga kini menanti jawaban tegas dan langkah konkret dari pemerintah. Sementara itu, jembatan rapuh ini terus menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Jembatan Rapuh di Sumber Jaya Terancam Runtuh, Nyawa Warga Dipertaruhkan
JAMBIONE. COM, SENGETI – Sebuah jembatan kayu yang menjadi satu-satunya akses vital bagi ribuan warga Desa Sumber Jaya, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, kini berada di ambang kehancuran. Meski tiap hari dilintasi oleh pelajar, petani, pedagang, hingga pekerja, jembatan yang berdiri di atas kawasan Danau Padi ini justru luput dari perhatian serius pemerintah.
Pantauan di lapangan menunjukkan sebagian besar struktur kayu pada jembatan tersebut telah lapuk, retak, dan berlubang, terutama di bagian lantai. Tak sedikit bagian yang hanya tersisa tulang kerangka, menunggu waktu untuk runtuh. Warga yang melintas terpaksa berjudi dengan nasib, melewati jembatan sambil menahan napas, berharap tidak menjadi korban.
“Kami setiap hari lewat sini, tapi terus terang was-was. Kayunya sudah banyak yang lapuk, tapi tidak ada jalan lain,” ujar Ismadi, pengendara sepeda motor.
Ironisnya, akses jalan menuju jembatan di kedua sisi telah dibangun secara permanen menggunakan rigid beton. Namun, bagian paling krusial, yaitu jembatan penghubung antar wilayah, masih menggunakan material kayu tua yang jelas tidak lagi layak pakai.
“Sebagian lantainya sudah bolong. Kalau motor atau orang jatuh, siapa yang tanggung jawab? Pemerintah harus turun tangan sebelum ada korban,” tegas Wahyu, warga lainnya.
Situasi ini mencerminkan kelalaian dalam perencanaan infrastruktur yang berkelanjutan. Masyarakat Desa Sumber Jaya tak butuh janji kosong, mereka menuntut aksi nyata dan cepat dari Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi serta dinas terkait.
Jika pembiaran ini terus berlangsung, bukan hanya akses ekonomi dan pendidikan yang terancam lumpuh, tapi juga keselamatan jiwa warga.
“Kami hanya ingin jembatan ini dibangun permanen, agar kami bisa hidup dan bekerja dengan tenang. Jangan tunggu jatuh korban dulu baru sibuk,” tambah seorang warga dengan nada kesal.
Warga kini menanti jawaban tegas dan langkah konkret dari pemerintah. Sementara itu, jembatan rapuh ini terus menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Halaman : 1 2 Selanjutnya