Dasco tidak sedang membangun panggung, tetapi menyambung jalan. Dan dalam politik Indonesia yang sering kali keras, sosok seperti ini justru paling dibutuhkan. Haidar Alwi menyebut Dasco sebagai “penjaga arah” yang bekerja di balik layar, tapi menentukan arah panggung republik.
*Agustus dan Filosofi Pemimpin yang Tak Butuh Sorakan.*
Bulan Agustus selalu menjadi waktu yang sarat makna. Di bulan inilah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, bukan dengan pesta, tetapi dengan tekad. Filosofi itu masih berlaku hingga hari ini. Haidar Alwi menekankan bahwa Agustus bukan sekadar peringatan upacara dan bendera. Ini adalah waktu untuk mengingat siapa saja yang menjaga bangsa ini tetap berjalan, meski tanpa tepuk tangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sufmi Dasco Ahmad berada di spektrum itu. Ia tidak tampil untuk popularitas. Ia hadir untuk meredam gejolak, mengelola transisi, dan memastikan bahwa hubungan antar elite tidak terputus di tengah perbedaan. Dalam situasi pasca-putusan Mahkamah Konstitusi, dalam isu amnesti Hasto Kristiyanto, atau dalam dinamika pemilu ke depan, Dasco mengambil posisi sebagai penyeimbang.
Haidar Alwi menyebut bahwa inilah politik Agustus: politik tenang yang bersumber dari kematangan, bukan dari keramaian. Dan hanya sedikit orang yang mampu berada di posisi seperti itu tanpa kehilangan jati diri.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya