Pamekasan, Transatu – Langkah konkret menuju kemandirian energi di Kabupaten Pamekasan dinilai tak bisa lagi ditunda. Potensi besar sektor minyak dan gas (migas) di wilayah ini menunggu untuk dikelola secara profesional melalui pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Dorongan itu disampaikan langsung oleh CEO PT Oil Erdindo Contraction dan PT ISG-T, H. Rudianto yang akrab disapa Boss HR dalam Sarasehan Nasional bertema “Migas dan Tembakau dalam Pusaran Ekonomi Madura” di Universitas Madura (Unira), Senin (23/06/25).
“Sudah waktunya Pamekasan melangkah lebih jauh. Jangan hanya berkutat pada wacana BUMD Migas harus segera dibentuk untuk menjemput potensi besar yang selama ini belum tergarap maksimal,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Boss HR menilai, kehadiran BUMD Migas tak hanya soal bisnis, tetapi juga sebagai bentuk kedaulatan daerah dalam mengelola sumber daya alamnya sendiri.
Dengan struktur legal dan kelembagaan yang kuat, Pamekasan akan lebih leluasa mengoptimalkan potensi migas untuk kesejahteraan masyarakat.
“BUMD bukan sekadar simbol. Ini instrumen strategis untuk memastikan bahwa kekayaan alam Madura dikelola oleh putra-putri daerah dan hasilnya kembali ke masyarakat,” lanjutnya.
Ia menyebutkan, saat ini isu migas di Pamekasan masih berada di tahap awal. Beberapa langkah seperti uji seismik sudah dilakukan, namun literasi publik dan keterlibatan pemerintah masih rendah.
“Kita sudah lakukan pendekatan awal, baik ke masyarakat maupun kepala daerah. Tapi informasi ini belum turun secara luas ke level bawah. Pemahaman publik harus diperkuat agar pembangunan energi ini mendapat dukungan kolektif,” jelasnya.
Sebagai tokoh industri energi nasional, Boss HR optimistis, jika ada komitmen dari pemerintah daerah, BUMD Migas bisa menjadi penggerak transformasi ekonomi Pamekasan yang selama ini bertumpu pada sektor pertanian dan tembakau.
“Momentum ini jangan disia-siakan. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Daerah lain sudah melangkah, saatnya Pamekasan mengambil peran,” pungkasnya.