Pamekasan, Transatu.id – Kondisi penyajian makanan bagi pelajar di salah satu sekolah sebutlah Yayasan Nurul Ijtihad yang menaungi TK hingga SD, di Desa Blaban Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan kembali menuai kritik.
Foto yang beredar menunjukkan porsi yang dinilai sangat minim dan jauh dari standar gizi yang seharusnya dipenuhi dalam program makan pelajar, Jum’at (28/11/2025).
Dalam nampan stainless yang terbagi beberapa sekat, hanya tampak bihun putih tanpa pendamping protein memadai, empat butir bakso kecil, sedikit tauge, lima buah kelengkeng kecil. Kuah bening dalam wadah plastik kecil menjadi satu-satunya pelengkap. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kecukupan gizi bagi siswa yang menjadi target program.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah orang tua menilai, tampilan menu tersebut tidak mencerminkan makanan bergizi yang idealnya memenuhi kebutuhan energi anak saat belajar. Bahkan disebut sangat jauh dibandingkan menu di sekolah lain.
Seorang wali murid yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya secara terang-terangan. Ia menjelaskan, penyediaan makanan dilakukan terpusat di satu dapur untuk seluruh lembaga di wilayah Blaban Kec. Batu Marmar Kab. Pamekasan.
“SD Nurul Ijtihad, kan di sini lembaga dari TK sampai SD. Intinya seluruh sekolah Blaban menunya itu semua satu dapur,” lanjutnya.
Program ini baru berjalan tiga hari di sekolah tersebut. Namun wali murid sudah merasa ada ketimpangan jika dibandingkan dengan sekolah lain.
“Masih tiga hari yang dapat MBG, dari hari Senin. Kalau lihat MBG yang lain tiap hari mesti ada susunya, tapi tepak ke anak sendiri pas menu diet, bukan menu MBG,” keluhnya.
Ia menegaskan tidak akan tinggal diam jika kondisi seperti ini terus berlanjut.
“Mun wali murid se laen cuma diem. Tapi mun aku pasti kuar-kuar, soalnya sudah tahu kalau anggarannya segitu,” tegasnya.
Bahkan ia menyebut ketidaknyamanan ini juga dirasakan siswa.
“Niser ka siswa, Mun pas diem kabeh wali murid, pas kun ekalakk kenyamanan maso PJ-nya jiya, (Kasihan ke siswa, kalau semua wali murid diam, malah seenaknya PJnya itu)” imbuhnya bernada kesal.
Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh atas kualitas dan kuantitas penyajian makanan. Transparansi anggaran juga menjadi sorotan utama publik, mengingat program ini menggunakan dana yang tidak kecil.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak penyelenggara dan instansi terkait belum bisa diklarifikasi mengenai kondisi menu yang menjadi sorotan publik tersebut.







