Pamekasan, Transatu – Warga Perumahan Royal Nyalaran, Kelurahan Kowel, mengeluhkan layanan pengambilan sampah yang dianggap semakin buruk meski iuran bulanan sudah dinaikkan.
Menurut keterangan warga, sejak awal biaya iuran sampah ditetapkan sebesar Rp15 ribu per rumah. Dengan nominal itu, petugas biasanya melakukan pengambilan sampah rutin, minimal sekali hingga dua kali dalam sepekan.
Namun, belakangan tarif iuran naik menjadi Rp20 ribu. Alih-alih mendapatkan peningkatan layanan, pengambilan sampah justru semakin molor. Bahkan dalam beberapa kasus, sampah baru diambil setelah dua minggu lebih menumpuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Awalnya iuran dinaikkan dengan alasan agar sampah bisa diambil tiga kali dalam seminggu, tapi nyatanya justru makin jarang,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (04/10/2025).
Di perumahan elit tersebut terdapat sekitar 350 rumah. Jika seluruh warga berlangganan, total iuran sampah mencapai sekitar Rp7 juta per bulan. Meski demikian, warga merasa pelayanan tidak sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan.
Kondisi sampah yang menumpuk tak hanya menimbulkan bau tak sedap, tetapi juga dikhawatirkan berdampak pada kesehatan lingkungan.
Warga pun mendesak agar pihak pengelola Perumahan Royal Nyalaran maupun Royal Group selaku pengembang memberikan perhatian khusus dan memperbaiki sistem pengelolaan sampah.
“Kalau tidak segera ditangani, tentu dampaknya bisa sangat mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga, saya kadang buang sendiri ke luar komplek perumahan, karena lambatnya pengambilan sampah ini” imbuh sumber tersebut.