MERANGIN – Rencana pembangunan pemerintahan Merangin Baru bakal runyam. Setelah anggota DPRD Provinsi, mayoritas warga Merangin tolak rumah sakit baru, ramai-ramai bersuara.
Menyedot anggaran Rp 80 Milyar, pembangunan rumah sakit baru Tipe D dari Puskesmas ini masuk dalam RPJMD Merangin 2030. Padahal, saat ini rumah sakit yang ada masih butuh dukungan yang besar.
Hal ini yang disuarakan publik dari berbagai forum media sosial, Facebook. Mayoritas warga Merangin justru meminta peningkatan kualitas, pelayanan dan fasilitas RSUD Kol Abundjani.
“Cocok SX Bang, perbaiki pasilitas dn kinerja yg ada. itu sdh lbh dari cukup.
rakyat tdk perlu kuantitas,tp yg kami perlukan kualitas dn pelayanan yg memadai,” tulis Awang Suhada mendukung Izhar Majid yang menolak pembangunan rumah sakit baru.
“Memang betul….seharusnya RSUD ABUN JADI sebaiknya di renovasi …..lihat saja atap2 jalan di bagian bawah tiangnya banyak yg Sudak lapuk ….suatu saat akan runtuh tentu menimbulkan korban…..,” kata Rama Ini
Narasi penolakan anggota DPRD Provinsi Jambi dari Dapil Sarolangun-Merangin itu terkait penambahan dokter spesialis, juga disuarakan publik.
“Dari pada nambah rumah sakit
Lebih baik penambahan dokter spesialis
Itu lebih bermanfaat,” tulis Ardi Wiranata
“Mending RSUD yg di kembangin.. alat2 medis di tingkatin , dokter spesialis di tambahin.. biar dikit2 dak main rujuk kluar kota be,” Nabila Sari.
Tentu saja lucu, jika pemerintah ingin menambah rumah sakit baru saat Tunjangan Kelangkaan Profesi justru dicoret pemerintahan Syukur-Khafid di awal tahun menjabat.
Alih-alih mendatangkan dokter, sebaliknya dikhawatirkan dokter yang ada saat ini hengkang akibat pemangkasan tersebut.
Belum lagi bicara fasilitas, banyak warga Merangin justru terpantau keluar daerah lantaran belum lengkapnya fasilitas rumah sakit saat ini. Tentu saja, aliran uang Merangin mengalir keluar daerah.
“Benar, lebih baik fokus bangun RS abunjani, lengkapi fasilitas alat2 dan tenaga dokter spesialis… Biar kita bisa berobat di daerah sendiri,” tulis Deni Gusmira
“Sependapat lebih baik peralatan medis dinlengkap kan Dan dokter spesialis yg handel dan lengkap. Utk apa rumah sakit bayak klu tidak di dukung dgn peralatan yang cukup,” kata yang lain.
Tak hanya warga, penolakan itu juga datang dari pelayanan kesehatan itu sendiri. Selain fasilitas dan kebutuhannya, lebih baik pemerintah fokus pada tenaga kesehatan.
“Dokter mana yang mau datang, dengan uang yang dipangkas? Merangin 10 juta, kabupaten tetangga 15-25 juta. Lebih baik pemerintah urus nasib bidan, perawat yang ada seperti janji dulu,” sebut salah satu bidan yang minta namanya dirahasiakan.(Kholil)