Mengenal Tembakau Campalok, Termahal di Madura

- Jurnalis

Kamis, 8 Mei 2025 - 05:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumenep, Transatu – Madura merupakan salah satu pulau di Jawa Timur yang memiliki empat Kabupaten. Di Ujung Barat Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan paling timur ujung Madura Kabupaten Sumenep.

Madura sebagai daerah penghasil tembakau di Jawa Timur yang dikenal sebagai provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia.

Tiga dari empat kabupaten di Pulau Madura menjadi sentra tembakau, yaitu Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Budidaya tembakau di Madura telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya.

Baca Juga :  Satreskrim Berhasil Tangkap Pelaku Pembunuhan Gadis 19 Tahun

Tembakau dibudidayakan secara turun-temurun dan dianggap sebagai komoditas utama karena memberikan keuntungan ekonomi yang menjanjikan.

Tak heran, tembakau menjadi pendorong utama perekonomian lokal di pulau tersebut.

Meskipun secara administratif masuk wilayah Kabupaten Sumenep, Campalok dikenal warga setempat sebagai daerah perbatasan.

Sebab, lokasinya berdekatan dengan perbatasan antara Kabupaten Sumenep dan Pamekasan, dengan batas wilayah yang sangat tipis.

Lahan tembakau Campalok berada di salah satu bukit di Dusun Jambangan. Membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih satu jam dari Kota Sumenep untuk menuju lahan Campalok.

Baca Juga :  Fakta Lapangan Tak Masuk BAP, Sidang Rosul Hanya Bahas Kasus Sapi, Padahal Sajam dan Sabu Ditemukan Saat Penangkapan

Lokasinya sejauh 55 km dari arah Kota Sumenep, serta harus melewati empat kecamatan, yakni Kecamatan Batuan, Lenteng, Ganding, dan Guluk-guluk.

Tembakau Campalok hanya ditanam di lahan kecil berukuran 20×30 meter. Meskipun lahan ini terlihat sederhana seperti kebanyakan lahan tembakau lainnya, ada sejumlah keunikan yang membuatnya istimewa.

Salah satu hal yang mencolok adalah lokasi lahan tembakau Campalok yang berdekatan dengan area pemakaman. Di pinggir lahan, terdapat pohon Campalok yang menjadi simbol dan nama dari tembakau ini.

Baca Juga :  Sekdes Tanjung Ilir Tipu Warga Beluran Panjang Saat Minta Cari Motor CRF

Menariknya, sejak dulu ukuran pohon ini tidak pernah berubah, tetap kokoh, dan ikonik. Pohon ini memiliki ciri khas pada daunnya yang berwarna hijau kekuningan dan mengeluarkan aroma yang sangat menyengat.

Aroma inilah yang diyakini mempengaruhi kualitas tembakau di sekitarnya, menciptakan rasa dan aroma unik yang sulit ditiru.

Follow WhatsApp Channel transatu.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Lagi Ngajar, Guru SMP di Tabir Ulu Diduga Dianiaya
Rekam Rekan Kerja Wanita Yang Baru Selesai Mandi, Seorang Pria di Borgol Polisi
SWM Minta Polres Serius Usut Tuntas Tindak Intimidasi Wartawan di Dam Betuk
Presiden ingatkan Jangan Bisnis Ilegal, Eh Malah Oknum TNI Aa Panampung Emas Tambang Ilegal Tidak Tersentuh Hukum
Breaking News, Warga Temukan Mayat di Persawahan Desa Sembilan
HMI Desak Kapolres Merangin Proses Oknum SAD Secara Hukum Atas Penculikan Bilqis
Polsek Ganding Ungkap Pencurian Rp 140 Juta, Pelaku Diduga Beraksi Di Tiga TKP
Dramatis Penyelamatan Bilqis Bocah Makassar, Berkat Lobi Batax Tiem Tawar Menawar ke SAD

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 09:51 WIB

Lagi Ngajar, Guru SMP di Tabir Ulu Diduga Dianiaya

Kamis, 13 November 2025 - 14:17 WIB

Rekam Rekan Kerja Wanita Yang Baru Selesai Mandi, Seorang Pria di Borgol Polisi

Kamis, 13 November 2025 - 10:50 WIB

SWM Minta Polres Serius Usut Tuntas Tindak Intimidasi Wartawan di Dam Betuk

Rabu, 12 November 2025 - 11:47 WIB

Presiden ingatkan Jangan Bisnis Ilegal, Eh Malah Oknum TNI Aa Panampung Emas Tambang Ilegal Tidak Tersentuh Hukum

Rabu, 12 November 2025 - 08:28 WIB

Breaking News, Warga Temukan Mayat di Persawahan Desa Sembilan

Berita Terbaru

Poto ilustrasi

Hukum dan Kriminal

Lagi Ngajar, Guru SMP di Tabir Ulu Diduga Dianiaya

Sabtu, 15 Nov 2025 - 09:51 WIB

You cannot copy content of this page