TRANSATU.ID,PAMEKASAN – DPD Tani Merdeka Indonesia (TMI) kabupaten Pamekasan menanggapi himbauan dua pengusaha besar yang bersebarangan soal tanam tembakau Madura tahun ini.
Menjelang masa tanam tembakau, mencuat video Hairul Umam dikenal dengan sebutan “Sultan Madura” meminta para petani Madura untuk menanam tembakau lebih sedikit dari biasanya, dengan alasan stok tembakau di gudang masih banyak.
Setelah itu, pengusaha tembakau yang lain, HM Rudi turut angkat suara, sebaliknya beliau meminta petani untuk tetap optimis menanam tembakau seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atas himbauan yang bersebrangan dari kedua pengusaha besar tersebut, ketua DPD TMI Pamekasan, Basri meminta petani tembakau untuk tetap melakukan ikhtiar penanaman tembakau sebagaimana mestinya dan optimis harga terjangkau sesuai kualitas. Sebab harga tembakau itu tergantung kebijakan pemerintah setempat sesuai regulasi yang diatur pada Perda nomor 2 tahun 2022.
“Jadi petani tembakau harus tetap menanam tembakau seperti biasa, urusan penjualan dan pembelian tembakau pemerintah setempat yang mengatur,” katanya kepada awak media, Sabtu 12 April 2025.
Kami berharap pemerintah sudah mulai memikirkan nasib para petani tembakau agar hasil panennya terserap dengan baik dan harga tetap stabil.
“Pemerintah segera duduk bersama dengan para pengusaha pabrikan untuk memberikan solusi soal serapan dan harga tembakau untuk kesejahteraan petani di Madura,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah harus melakukan pengawasan yang maksimal terhadap proses jual beli tembakau di gudang dan memastikan tidak ada tembakau luar Madura yang masuk.
“kepada pihak pabrikan atau pengusaha tembakau untuk tidak mendatangkan tembakau dari luar, agar perputaran ekonomi masyarkat Madura termasuk petani tembakau bisa dirasakan secara utuh,” tegasnya.
Terakhir, Pihaknya meminta para pengusaha tetap guyub dan membangun optimisme para petani untuk menanam tembakau di Madura.
“Jangan sampai ada perang dagang antar sesama pengusaha, masyarakat (petani tembakau) butuh kepastian bukan perang dagang,” pungkasnya.(*)