Transatu.id, SUMENEP – Dalam rangka pencegahan penularan virus Tuberkulosis (TBC) Bupati Sumenep mengajak kepada semua sektor untuk turut serta dalam pencegahan TBC.
Program Tuberkulosis menuju eliminasi TBC merupakan langkah penting dalam mencegah terjadinya kasus baru.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep ajak semua lintas sektor dan swasta turut aktif dalam penguatan program Tuberkulosis (TBC) menuju eliminasi TBC.
Kadis P2KB Sumenep drg Ellya Fardasah,melalui Kabid P2P Achmad Samsuri menyampaikan, guna tercapainya kesembuhan penderita TBC, kita harus kolaborasi lintas sektor.
“Pasien TBC sesuai data yang masuk ke kami sampai bulan Mei 2024 sebanyak 607 pasien yang tersebar di 30 Puskesmas dan 2 rumah sakit,” kata Kabid P2P, Achmad Samsuri. Senin (27/05).
Samsuri menjelaskan bahwa untuk pencegahan pihaknya, melakukan, mengobati penderita dan memeriksa kontak langsung (serumah).
“Kami memberikan obat pencegahan (TPT) bagi anggota keluarga yang positif, dan penemuan sebanyak mungkin Suspek,” jelasnya.
Maka dari itu kerjasama lintas sektor sangatlah penting seperti, forpincam, Babinsa, Bhaabinkamtibmas, Kades, danTomas serta kader kesehatan masing2 desa.
Serta Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam mendorong kemandirian masyarakat untuk penanggulangan TBC baik pada pasien, penyintas, keluarga dan masyarakat;
“Mendorong pelibatan masyarakat dalam melakukan kampanye penyadaran terkait penyakit TBC,” ucapnya
Selain itu, mendorong terbentuknya organisasi pasien TBC di daerah untuk memperkuat pendampingan orang dengan TBC.
“Dengan demikian, saya berharap agar dapat menjadi acuan forum kemitraan penanggulangan TBC di Kabupaten Sumenep dalam melaksanakan kegiatan agar eliminasi TBC di tahun 2024 dapat tercapai dengan baik,” harapnya
Kepala Puskesmas Gili Genting Idris melalui staf Puskesmas Gili Genting Imam menyampaikan, untuk pasien TBC di Puskesmas Gili genting mulai awal tahun sampai bulan Mei 2024 sebanyak 25 pasien.
“Kami melakukan pencegahan dan investigasi kontak serumah dan kontak erat, pemberian obat terapi pencegahan TB dengan di laksanaan tes mantoux telebih dahulu, melakukan screening TB pada balita di posyandu dan mekukan kunjungan penderita TB yang mangkir,” terangnya.
“Alhamdulillah, saat ini tingkat keberhasilan pengobatan TB ada peningkatan target,”tandasnya.