Transatu.id,PAMEKASAN-Polri selalu tidak kehabisan cara untuk menjadi agen penggerak guna mengembalikan kepercayaan publik. Kepercayaan publik merupakan kunci utama dan harga mati bagi institusi Polri dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.
Seperti yang diamanatkan Presiden Joko Widodo bahwa agar citra Polri terus dijaga. Jangan sampai menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Polri selalu bermitra dengan masyarakat dalam mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungan tersebut serta membantu menyelesaikan masalahnya.
Tugas pokok kedua, yaitu bersama masyarakat mengatasi masalah sosial dengan tindakan preventif dan preemtif sehingga tidak menjadi masalah hukum atau mengganggu Kamtibmas. Terakhir, Polisi Banjar bertugas mendukung fungsi kepolisian lainnya untuk meningkatkan efektivitas penerangan polisi masyarakat di setiap wilayah.
Selain itu Polisi memiliki konsep untuk mempermudah perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, juga memungkinkan terjadinya interaksi antara Polri dengan masyarakat dalam memecahkan masalah bersama.
Kemudian, Polisi bersama masyarakat dapat saling mengembangkan sikap yang positif serta bersama mencegah dan menjaga situasi Kamtibmas. Hal itu dilakukan agar selalu aman dan kondusif di wilayah tersebut.
Kepercayaan publik terhadap Polri tinggi, tentunya setiap upaya pemolisian akan lebih efektif karena mendapat dukungan penuh dari masyarakat.
Terkait dengan reformasi kultural Polri itu, ada dua pendekatan yang terus dilakukan Polri yakni melalui pendekatan rule based definition dengan seperangkat aturan dan koridor hukum.
Kedua, melalui pendekatan value based definition, yaitu pembatasan berdasarkan nilai-nilai dan etika, termasuk Tribrata maupun Catur Prasetya.
Reformasi kultural tentunya juga harus diiringi dengan pengembangan SDM Polri yang unggul. Rekan-rekan terus mengembangkan tiga kompetensi, baik kompetensi leadership (kepemimpinan), teknis, maupun etika.
Setiap personel kepolisian juga menerapkan konsep kepemimpinan melayani sebagaimana teori Servant Leadership dengan menjadi teladan dan menempatkan anggota serta masyarakat sebagai prioritas utama.
Tidak hanya itu, polri juga melakukan pengawasan secara melekat dan memberikan motivasi kepada anggota untuk membiasakan diri untuk berbuat baik serta terjun langsung ke lapangan guna mendengar secara langsung keluhan dan aspirasi dari masyarakat luas.
Selain itu Polri selalu mendengarkan kritik dari masyarakat dan menjadi bahan evaluasi, sesuai dengan komitmen Polri untuk menjadi institusi yang tidak antikritik dan modern. Adanya kritik merupakan bukti nyata kecintaan masyarakat terhadap Polri agar menjadi lebih baik.
Polri selalu menanamkan konsep growth mindset, yaitu pola pikir untuk selalu mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik sehingga memiliki tingkat resiliensi yang tinggi.