TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Mayat Perempuan di Temukan Mengambang di Perairan Pantai Kalianget

Transatu.id, Sumenep – Sekitar pukul 10.30 wib warga desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat yang mengambang di perairan desa Kalianget Timur. Kamis, (18/05).

Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti menyampaikan dalam rilis group bahwa mayat tersebut di temukan oleh Azis.

“Azis menemukan mayat di pantai desa Kalianget Timur dalam keadaan tertelungkup,” kata AKP Widiarti.

Selanjutnya, Azis melaporkan kepada Polsek Kalianget dan Polsek Kalianget langsung terjun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Baca Juga :  Beredar Kabar Kabid SMP Tidak Libatkan Kasi Sarpra Dalam Kegiatan Proyek

“Setelah mayat dibawa ke daratan dan di lakukan identifikasi, mayat tersebut berjenis kelamin perempuan berumur kurang lebih 50 tahun dan tanpa identitas,” papar Widi.

Diterangkan oleh AKP Widi, pada pukul 12.00 wib mayat tersebut di bawa ke RSI Garam Kalianget untuk dilakukan visum luar dan hasilnya tidak ada tanda adanya penganiayaan dan lainnya di tubuh korban.

Kemudian salah satu warga bernama Masrul alamat desa Angon-Angon, Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean mengenali mayat tersebut dengan nama Marfuatun, alamat desa Laok Jang-jang Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean, Kabupaten setempat.

Baca Juga :  Pemkab Sumenep Melalui Dinas Perpustakaan Luncurkan Aplikasi Srikandi

Sebelumnya, Korban (Marfuatun) bersama pamannya hendak pulang ke kepulauan Kangean dengan menggunakan jasa kapal laut KM Express Bahari rute Kalianget – Kangean.

“Pada saat saksi membeli tiket kapal, korban ( Marfuatun) berada di parkiran pelabuhan pelindo III Kalianget. “Saat saksi kembali dari membeli tiket, korban sudah tidak ada di tempat dan di cari di sekitar pelabuhan tetap tidak ditemukan,” ujar Kasi Humas.

Baca Juga :  Festival Layang-Layang LED, di Tempat Wisata Lombang Berhasil Sedot Wisatawan

“Dengan tidak diketemukannya korban (Marfuatun) maka saksi mengurungkan untuk kembali ke Kangean dan kembali ke rumah korban di desa Kalimo’ok untuk berusaha mencari korban,” ungkapnya

Diketahui, korban (Marfuatun) kesehatannya mengalami gangguan mental (Stres) dan sering berusaha kabur dari rumah. “pihak keluarga menerima kejadian tersebut sebagai musibah takdir yang maha kuasa,” pungkas Widi.

TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA